RESENSI NOVEL "TENTANG KAMU" KARYA TERE LIYE

 


Resensi Novel "Tentang Kamu" Karya Tere Liye


Judul Buku        : Tentang Kamu

Penulis              : Tere Liye

Penerbit            : PT Sabak Grip Nusantara

Halaman           : 503 Halaman 

Tahun Terbit     : 2016


"Tentang Kamu" adalah novel yang ditulis oleh penulis terkenal Tere Liye. Novel ini terbit pada tahun 2016 dan mengisahkan seorang pengacara muda yang bernama Zaman Zulkarnaen yang ditugaskan mencari ahli waris dari seorang perempuan yang bernama Sri Ningsih. Sri Ningsih merupakan perempuan Indonesia pemegang  1% saham perusahaan multinasional atau senilai 19 Triliun Rupiah. 

Zaman Zulkarnaen adalah pemuda Indonesia yang berkuliah di London, kemudian menyelesaikan studinya dan bergabung dalam suatu firma hukum London Thompson & Co. Zaman mendapat tugas menelusuri kehidupan seorang klien yang bernama Sri Ningsih. Sri Ningsih adalah perempuan kelahiran Indonesia yang meninggal dunia di panti jompo Paris. Zaman harus menemukan ahli waris dar Sri Ningsih agar harta warisannya jatuh kepada orang yang tepat.

Akan tetapi, Zaman terkendala dalam proses penelusuran karena informasi mengenai kehidupan Sri Ningsih yang sangat terbatas. Oleh karena itu, Zaman memutuskan untuk mengulik kehidupan Sri Ningsih dari ia lahir hingga meninggal dunia. Zaman memulai penelusurannya di Pulai Bungin, Sumbawa, Indonesia, tempat kelahiran Sri Ningsih. Di Pulau Bungin, Zaman bertemu Ode atau sekarang yang dipanggil Pak Tuah. Ode menceritakan kisah masa kecil Sri Ningsih mulai dari ibu kandungnya meninggal saat melahirkan Sri Ningsih, lalu ayahnya menikah lagi dengan seorang gadis yang bernama Nusi Maratta dan Sri Ningsih memiliki adik yang bernama Tilamutta. Pada suatu hari, Nungroho atau ayahnya Sri Ningsih harus mengantarkan barang ke Pulau seberang dengan kapalnya, namun kapal yang dinaikki karam di laut dan akhirnya ayah Sri Ningsih menyusul Ibunya meninggal dunia. Setelah kejadian tersebut, Sri Ningsih hanya tinggal bersama ibu dan adik angkatnya. Semenjak kejadian itu pula Ibu tirinya itu berubah menjadi pemarah dan memukul Sri Ningsih.

Setelah kejadian itu, datang lagi musibah yang menimpa Sri Ningsih bahwa ibunya meninggal di dalam rumah mereka yang terbakar. Sri Ningsih pun hidup berdua dengan adiknya Tilamutta. Tidak lama pun, Sri Ningsih pindah dari Pulau Bungin menuju Surakarta belajar di Pesantren. Saat di pesantren pun banyak hal-hal yang tidak diinginkan sehingga Sri Ningsih harus pindah ke Jakarta untuk melanjutkan hidupnya seorang diri. Di Jakarta, ia pernah menjadi guru, pedagang kaki lima, membuka perusahaan rental mobil, hingga puncak kesuksesannya ia membuka suatu pabrik sabun. Akan tetapi, ada beberapa alasan Sri Ningsih memutuskan untuk pergi ke London dan menukar pabriknya dengan kepemilikkan 1% saham perusahaan multinasional.

Di London juga Sri Ningsih masih bekerja keras, dia bekerja menjadi tukang bersih-bersih, sopir bus tingkat, hingga insrtuktur tari. Di London juga Sri Ningsih menemukan jodohnya yang merupakan pria berdarah Turki. Sri Ningsih sempat memiliki anak, yang pertama keguguran dan yang kedua meningggal beberapa jam setelah dilahirkan. Beberapa tahun setelahnya juga Sri Ningsih berduka karena suaminya meninggal dunia. Dengan kematian suaminya itu, Sri Ningsih memutuskan untuk tinggal di Panti Jompo Paris. Di Panti Jompo inilah menjadi akhir perjalanan hidup Sri Ningsih. Cerita semua ini ditelusuri Zaman Zulkarnaen sehingga akhirnya dia menemukan ahli waris yang tepat untuk warisan Sri Ningsih sehingga Zaman dapat menyelesaikan tugasnya. 


Kelebihan novel ini dikemas dengan riapi dan sangat tersusun. Kisah Sri Ningsih juga banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari masa kecil hingga dirinya meninggal dunia. Alur cerita yang sangat terperinci ini semakin dibaca semakin bkin penasaran dan dapat mengajak pembaca seolah-olah ikut menelusuri dan merasakan apa yang dirasakan Sri Ningsih. Bahasanya juga mudah dimengerti sehingga membuat pembaca betah walaupun bukunya terlihat sedikit tebal. Adapun kekurangan buku ini, untuk pertama kali melihat buku yang tebal membuat saya sedikit menunda untuk membaca tetapi itu juga bukan kekurangan ketika kita telah membaca buku tersebut bahkan saya merasa kurang. Terdapat adegan yang sedikit sadis untuk remaja-remaja yang tidak bisa membaca bagian itu. 

Kesimpulannya, bagi saya buku ini sangat rekomendasi untuk pembaca yang menyukai cerita petualangan, penyelusuran, sejarah, dan terdapat sedikit bumbu-bumbu romansa. Cara penulis menceritakan seorang Sri Ningsih melalui seorang pengacara Zaman Zulkarnaen yang menemui satu persatu orang terdekat Sri Ningsih ialah ide yang sangat menarik. Terdapat banyak amanat yang dapat diambil sebagai renungan bagi para pembacanya juga membuat buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca.


Sekian

RAAF

Selamat Membaca❤




Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI NOVEL "HUJAN" KARYA TERE LIYE

Kutipan Quotes Hujan Karya Tere Liye yang Mungkin "Related" dan Menyentuh Hatimu